Jumat, 02 Februari 2018

NHW #2 Checklist Indikator Ibu Profesional

Bismillah yak lanjut ke postingan ke dua yang masih dalam bentuk NHW OIYA, NHW itu Nice Home Work yang dulunya ga suka PR selamat anda kurang beruntung, karena setelah lulus dan ikutan IIP saya ketemu PR Lagi,,

apakah NHW 2? jeng jeng jeng ...!!!
ini dia :

Bunda, setelah memahami tahap awal
menjadi Ibu Profesional, Kebanggaan
Keluarga. Pekan ini kita akan belajar membuat

📝 ✅ "CHECKLIST INDIKATOR ✅📝
PROFESIONALISME PEREMPUAN"*
a, Sebagai individu
b. Sebagai istri
c. Sebagai ibu
Buatlah indikator yg kita sendiri bisa
menjalankannya. Buat anda yang sudah
berkeluarga, tanyakan kepada suami, indikator
istri semacam apa sebenarnya yang bisa
membuat dirinya bahagia, tanyakan kepada
anak-anak, indikator ibu semacam apa
sebenarnya yang bisa membuat mereka
bahagia.Jadikanlah jawaban-jawaban mereka
sebagai referensi pembuatan checklist kita.

Buat anda yang masih sendiri, maka buatlah
indikator diri dan pakailah permainan
"andaikata aku menjadi istri" apa yang harus
aku lakukan, andaikata kelak aku menjad
Ibu , apa yang harus aků Takukan
Kita belajar membuat "Indikator" untuk diri
sendiri.
Kunci dari membuat Indikator kita singkat
menjadi SMART yaitu
SPECIFIK (unik/detil)
MEASURABLE (terukur, contoh: dalam 1
bulan, 4 kali sharing hasil belajar)
ACHIEVABLE (bisa diraih, tidak terlalu susah
dan tidak terlalu mudah)
REALISTIC (Berhubungan dengan kondisi
kehidupan sehari-hari)
TIMEBOND (Berikan batas waktu)


Salam lbu Profesional,

Nah, pekan ini pas saya jadi korming pas ketambahan kerjaan kantor dan lagi sibuk dapet PR yang menguras air mata gini..
yang pertama tentang Individu
target nya kan seperti dibilang harus SMART ya, jadi yang realistis dan bisa diukur itu Wajib, dan berhubungan dengan kondisi kehidupan sehari-hari :

setelah saya pikir-pikir
Sebagai Individu :

1. Sholat Malam minimal 3 kali sepekan
2. Ngaji minimal 2 Juz sepekan
3. Mendengar/mendatangi Kajian Islam sepakan minimal 2 kali
4. Olahraga sepekan minimal 2 kali


Sebagai Istri
dibawah ini adalah pengajuan yang saya berikan kepada suami, dan malah dikasih jawaban konkrit baik sekali kamu yang.. hahaha
tapi susah buat saya, saya anaknya gatel kalo liat ada whatss app nyala ga langsung di tengok, tapi karena ini request baiklah saya coba patuhi.
Sebagai Istri dibawah ini ya.. 

SMART:

SPESIFIC:
Tanpa Handphone habis maghrib s.d. sesudah anak bobo.

MEASURABLE:
Indikator keberhasilan handphone tetap di tempat pada waktu yang dilarang.

ACHIEVABLE:
Exception:
Darurat (jangan disilent).
Ngecek aja, sambil berdiri di tempat hape dicharge.
Anak mau nonton sesuatu di hape (dibatasi waktu, hari libur saja).
Alasan lain: izin.

RELEVAN:
Tanpa hape di jam produktif inshaAlloh memperat bounding anggota keluarga.

TIMEBOND:
Workdays only. Tidak berlaku weekend or ketika sendiri or di luar rumah

Sebagai Ibu
ditengah obrolan sambil main saya tanya Ibrahim awalnya dia ga mau jawab karena katanya yang penting Ummi seneng aim seneng, anak saya yang ini memang berperasaan halus dan sangan dekat dengan saya, tapi setelah saya kulik dia hanya berkata "UMMI JANGAN SUKA MARAH-MARAH"buat saya yang bawel nya keturunan susah sekali.. hahaha mekanisme nya adalah bila saya mau marah saya hitung sampai 10 untuk menenangkan hati, dan bila saya tetap marah saya meng iqob diri dengan membaca Al-Quran 2 halamn sebagai tambahan bacaan rutin setiap hari.

kalo yang kecil pas saya tanya, dia jawab " Ummi jangan kerja, di rumah aja sama dedek" nah lho!!! hahaha duh yang ini masih saya pikirin jawabannnya apa, yang pasti pas si kecil jawab demikian saya hanya bisa mengusap kepala dan menciumnya seraya mengatakan maaf



Kamis, 25 Januari 2018

NHW#1 ADAB MENUNTUT ILMU


Bismillahirrahmanirrahim,

Lamaa banget saya ga posting di blog ini, malah awalnya mau bikin blog baru buat posting NHW dari IIP Bekasi, sampe akhirnya diingetin gmail, nih udah punya rumah ga keurus nih.. sungguh Blog ini penuh sekali kenangan jaman alay, hahaha.. tapi disini pula ada yang stalking mengenai kepantasan saya jadi ibu untuk anak-anaknya #eaaaaa

Saya sudah mendengar IIP sejak lama dari beberapa teman yang sudah lebih dulu bergabung, tapi saya belum tertarik bergabung karena sedang ada beberapa forum online yang saya ikuti dan menuntut komitmen tinggi, alasan lain saya belum yakin bisa ikut IIP sampai akhir. Namun teman saya beberapa kali sharing tentang tugas dan ilmu yang didapat di IIP sampai akhirnya saya memutuskan bergabung, ibaratnya nyebur sekalian.. karena klo dipikir lama-lama saya ga akan gabung -gabung xD

Sampailah di Tugas NHW 1, ada beberapa nomor dan ini haruslah Essay.. okay..
1. Tentukan Satu Jurusan Ilmu yang akan anda tekuni di Universitas Kehidupan ini
Jawab :
Pertanyaan ini bener2 butuh pikiran serius, saya lama banget mikirin ini.. ditengah istirahat siang saya sambil mikir sambil ngopi juga, saya ingin menekuni apa ya? beberapa hal sangat menarik buat saya, Islam dan Kopi, iya kopi, ditengah arus kedai kopi yang lagi menjamur banget di Bekasi saya punya kedai langganan untuk menuntaskan keinginan saya pada caffeine juga dokter langganan untuk berobat bila maag saya kambuh setelah ngopi.. hahaha.. Kopi bukan yang sachet punya sejarah dan perjalanan panjang sekali,.. dari penanaman, proses pasca panen, Roasting, brewing, penyajian hingga rasanya enak diminum.. kaya hidup ya ga sih? sebelum merasakan enak di cecap kita harus banyak berusaha dalam hidup.. kopi di jemur, di cuci, di masak di suhu tinggi, di giling, di seduh air panas., seolah mengajarkan kita pada suatu hal yang harus kita lalui juga sebelum menikmati hidup.
Suami saya semula tak suka kopi, karena bergaul banyak dengan saya, jadilah sekarang dia suka sekali sama kopi, dan karena ngopi di luaran butuh budget dan waktu iya waktu, karena ngopi itu ga enak sambil buru-buru, di tenggak langsung abis panas-panas juga ga enak, maka mulailah saya mencermati para barista mengolah kopi (tapi seumur hidup baru sekali saya ke starbucks , itupun di traktir temen xD, selain mahal idealisme saya menolaknya) ada rezeki sedikit saya cicil beli alat-alat manual brew, French Press, Mokapot, Milk Fother, Dripper, dan tentu saja langganan utama saya suami dan kadang teman-temannya yang silaturahim ke rumah. saya sangat menikmati menjadi barista rumahan untuk suami, alhamdulillah

2. Alasan terkuat saya ingin menekuni ilmu tersebut ?
Salah satu alasan kuatnya adalah, saya ingin suami saya merasa terikat, dan punya koneksi lebih di luar kewajiban,, ada hobi bersama yang sama-sama kita nikmati dan ngopi ini saya nikmati justru malam hari sambil bicara hati ke hati dengan pak suami, ga seru kan kalo momen pribadi ini kita lakukan di kedai kopi..

3. Strategi menuntut ilmu yang akan anda rencanakan di bidang tersebut
Seperti yang saya katakan saya punya kedai kopi langganan, saking langganan nya saya bersahatat cukup dekat dengan istrinya yang alhamdulillah juga jago banget buat kopi, suka jadi barista pengganti di kedainya, saya belajar banyak dari dia, tentang kopi, proses seduh, dan mengolah susu. alhamdulillah oiya, saya juga suka buka content di youtube tentang pengolahan kopi, kemudian saya praktekan di rumah untuk saya minum sendiri, setelah enak baru saya sajikan ke suami ;D

4. Berkaitan dengan Adab menuntut ilmu, perubahan sikap apa yang anda perbaiki dalam menutut ilmu tersebut?
Saya ingin memperbaiki sikap saya yang mudah kehilangan kesabaran, dan mudah kehilangan antusiasme dalam belajar.. saya ingin nikmati proses belajar ini sebagai sarana saya menambah keterampilan yang dapat menghasilkan kelak bila dibutuhkan.

Gitu deh jawaban atas NHW saya, ditengah kondisi kerja yang benar2 padat.. saya coba selesaikan.

insya Allah saya sempatkan lagi untuk isi blog ini dengan postingan lain, sudah berdebu banget ini rumahnya hahaha

Wassalamualaykum..

Selasa, 03 November 2009

Jumat, 30 Oktober 2009

Sajadah nafas..

Menelikungi malam,.. menyerap redup senja,..

ahh biar saja malam merayap,

kutunggu ia sampai bosan bertambah gelap

dengar, banyak tasbih menderas dari bibir yang tersyahadatkan..

semua merayu..

semua menghiba..

aku mau menghanyut dalam lautan tasbih itu..

mengangkat jiwaku lalu kulabuhkan semua yang kurasa..

ahh Rabb.. ingin aku sampaikan sendiri setiap syukur dan pemujaan kepada Mu..

namun kotor ini.. kotor sekali..

dimana sumur sumur kautsar..

pelarut semua celak celak dosa berjelaga..

aku ingin menjumpaimu Rabb.

agar tak lagi terlupa dengan sumpahku "Rabbana.. qoolu balaa syahidna.."

hm.. samar kulihat ada satu garis memanjang...

itukah jalan menujumu..

kurengkuh dan kubaringkan ia diatas lantai..

lalu kusembah Engkau.. dan kutemui dalam tiap hela nafas panjang pendek..

Sajadah nafas..

Menelikungi malam,.. menyerap redup senja,..

ahh biar saja malam merayap,

kutunggu ia sampai bosan bertambah gelap

dengar, banyak tasbih menderas dari bibir yang tersyahadatkan..

semua merayu..

semua menghiba..

aku mau menghanyut dalam lautan tasbih itu..

mengangkat jiwaku lalu kulabuhkan semua yang kurasa..

ahh Rabb.. ingin aku sampaikan sendiri setiap syukur dan pemujaan kepada Mu..

namun kotor ini.. kotor sekali..

dimana sumur sumur kautsar..

pelarut semua celak celak dosa berjelaga..

aku ingin menjumpaimu Rabb.

agar tak lagi terlupa dengan sumpahku "Rabbana.. qoolu balaa syahidna.."

hm.. samar kulihat ada satu garis memanjang...

itukah jalan menujumu..

kurengkuh dan kubaringkan ia diatas lantai..

lalu kusembah Engkau.. dan kutemui dalam tiap hela nafas panjang pendek..

Selasa, 20 Oktober 2009

Aku Menyebutnya..


Aku menyebutnya hidup

tentang pendar pendar jingga emas di awal masa..

Aku menyebutnya sebab hidup

tentang repetisi cinta berbeda pada satu masa di mana Sang Maha meminta kesaksian

Aku menyebutnya konsekwensi hidup

ketika kau tertawa nyaris tanpa suara,

menangis tertahan sebab amarah,

kecewa,

sedih,

yang tak kau mengerti dimana berakhir..

Ah..aku ingin menapak pelangi bercanda dengan hujan,

ikut murung senada mendung.

Tapi,kata teman bahagia itu di bumi,

di hati para manusia bidadari,

yang tunduk dalam sujud panjang dalam sendiri..

Selasa, 15 September 2009

Selalu menyukai hujan...


Dan Rinai Hujan membawa angin..

Aku tak mau ke beranda

karena aku tengah menghitung tiap titik yang jatuh

menadahkan tangan

mencari rahmat yang meluncur di tiap bulirnya

lalu aku dengan bebas merapal doa

Petir, aku tetap tak mau menepi

petir seperti jawaban doa..

dengar tiap kuselesai satu doa.. ada petir berbunyi

mangaminkan..

Hujan yang berbeda,

karena hujan pertama adalah pengahapus dosa

hujan sebelumnya adalah mimpi dusta dusta

aku masih tak mau masuk..

dimana ya.. dimana keberkahan di tiap tetes nya??

biar satu satu kutangkapi

biar dua dua ku rasai ..

lalu ku bawa masuk semua ke beranda

kubagi bagi dalam kantung jiwa..

kutambah dengan bunga bunga

lalu kukembalikan dalam bentuk syukur


Hujan.. mana lagi rinai mu..

aku belum selesai..

baru selaksa harap..

aku masih punya berjuta