Menelikungi malam,.. menyerap redup senja,..
ahh biar saja malam merayap,
kutunggu ia sampai bosan bertambah gelap
dengar, banyak tasbih menderas dari bibir yang tersyahadatkan..
semua merayu..
semua menghiba..
aku mau menghanyut dalam lautan tasbih itu..
mengangkat jiwaku lalu kulabuhkan semua yang kurasa..
ahh Rabb.. ingin aku sampaikan sendiri setiap syukur dan pemujaan kepada Mu..
namun kotor ini.. kotor sekali..
dimana sumur sumur kautsar..
pelarut semua celak celak dosa berjelaga..
aku ingin menjumpaimu Rabb.
agar tak lagi terlupa dengan sumpahku "Rabbana.. qoolu balaa syahidna.."
hm.. samar kulihat ada satu garis memanjang...
itukah jalan menujumu..
kurengkuh dan kubaringkan ia diatas lantai..
lalu kusembah Engkau.. dan kutemui dalam tiap hela nafas panjang pendek..
Jumat, 30 Oktober 2009
Sajadah nafas..
Menelikungi malam,.. menyerap redup senja,..
ahh biar saja malam merayap,
kutunggu ia sampai bosan bertambah gelap
dengar, banyak tasbih menderas dari bibir yang tersyahadatkan..
semua merayu..
semua menghiba..
aku mau menghanyut dalam lautan tasbih itu..
mengangkat jiwaku lalu kulabuhkan semua yang kurasa..
ahh Rabb.. ingin aku sampaikan sendiri setiap syukur dan pemujaan kepada Mu..
namun kotor ini.. kotor sekali..
dimana sumur sumur kautsar..
pelarut semua celak celak dosa berjelaga..
aku ingin menjumpaimu Rabb.
agar tak lagi terlupa dengan sumpahku "Rabbana.. qoolu balaa syahidna.."
hm.. samar kulihat ada satu garis memanjang...
itukah jalan menujumu..
kurengkuh dan kubaringkan ia diatas lantai..
lalu kusembah Engkau.. dan kutemui dalam tiap hela nafas panjang pendek..
ahh biar saja malam merayap,
kutunggu ia sampai bosan bertambah gelap
dengar, banyak tasbih menderas dari bibir yang tersyahadatkan..
semua merayu..
semua menghiba..
aku mau menghanyut dalam lautan tasbih itu..
mengangkat jiwaku lalu kulabuhkan semua yang kurasa..
ahh Rabb.. ingin aku sampaikan sendiri setiap syukur dan pemujaan kepada Mu..
namun kotor ini.. kotor sekali..
dimana sumur sumur kautsar..
pelarut semua celak celak dosa berjelaga..
aku ingin menjumpaimu Rabb.
agar tak lagi terlupa dengan sumpahku "Rabbana.. qoolu balaa syahidna.."
hm.. samar kulihat ada satu garis memanjang...
itukah jalan menujumu..
kurengkuh dan kubaringkan ia diatas lantai..
lalu kusembah Engkau.. dan kutemui dalam tiap hela nafas panjang pendek..
Selasa, 20 Oktober 2009
Aku Menyebutnya..
Aku menyebutnya hidup
tentang pendar pendar jingga emas di awal masa..
Aku menyebutnya sebab hidup
tentang repetisi cinta berbeda pada satu masa di mana Sang Maha meminta kesaksian
Aku menyebutnya konsekwensi hidup
ketika kau tertawa nyaris tanpa suara,
menangis tertahan sebab amarah,
kecewa,
sedih,
yang tak kau mengerti dimana berakhir..
Ah..aku ingin menapak pelangi bercanda dengan hujan,
ikut murung senada mendung.
Tapi,kata teman bahagia itu di bumi,
di hati para manusia bidadari,
yang tunduk dalam sujud panjang dalam sendiri..
Langganan:
Postingan (Atom)